TENTANG KEBAHAGIAAN

"Bahagia itu kita yang bikin, bukan mereka."

Duh, tidak tahu kenapa diri ini selalu tergelitik ingin berkomentar setiap mendengar kalimat itu diujarkan, baik secara langsung ataupun tidak, sejak dulu hingga kini.
Maaf, maaf sekali bagi yang pernah berujar, pernah menuliskan, bahkan menjadikan kalimat tersebut sebagai tagline pribadi. Tak ada maksud apa-apa selain hanya ingin berbagi. Sungguh.

Ma
ri kita mulai. Benarkah kita bisa membuat diri kita bahagia? Ya, sangat mungkin. Lalu, benarkah bukan mereka (orang lain di luar diri kita) yang bisa membuat kita bahagia? Bisa jadi.

Oke. Pertanyaannya kita ubah sedikit, tapi masih mengacu pada kalimat tadi.
Benarkah kita tidak bisa membuat diri kita tidak bahagia (sebut saja; sedih)? Saya rasa tidak. Lalu, benarkah mereka (orang lain di luar diri kita) yang bisa membuat kita bahagia? Tentu mungkin.

Dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita bisa ambil satu kesimpulan bahwa siapapun bisa membuat kita bahagia atau tidak, dan siapapun bisa jadi bukan orang yang membuat kita bahagia atau tidak.

Mungkin, kesimpulan tersebut kurang memuaskan. Atau bisa jadi menggantung, tidak pasti, atau apalah itu namanya. Tapi memang seperti itu faktanya, bukan?

Yuk kita lihat kata 'bahagia' itu sendiri. Apa sih bahagia itu? Ya, kalian betul. Itu namanya bahagia. Suatu perasaan yang timbul yang membuat hati kita senang, berbunga, terharu, nyaman, tenang, dst. Kata bahagia memang kata yang abstrak, jadi hanya yang pernah merasakannya yang tau apa artinya bahagia.


Nah, kita dapatkan satu benang merah. Bahagia itu suatu perasaan, dan perasaan itu terkait dengan hati.

Lho, lalu apa benang merahnya?
Jelas ada.
Kita tanyakan diri kita sendiri, jawab dengan sejujur-jurnya dengan segala kerendahan hati. "Siapakah pemilik perasaan dan hati kita itu? Siapa??" Bohong, dusta, penipu jika ada yang menjawab, "aku". Terlebih jika menjawab kita, mereka atau lebih lebaynya jika menjawab "dia, kekasihku".

Hei, kita tak punya hak mutlak atas apapun di dunia ini. Sayang sekali tidak. Apapun yang kita miliki bukan kita pemilik mutlaknya. Termasuk jiwa raga, hati dan perasaan kita sendiri. Dia lah pemilik mutlak atas semuanya. Hanya Dia, Alloh swt..
Masih ada yang ngeyel? Tak terima? Ya, terserah sih, kerugian ditanggung pembeli.

Oke. Kita sudah tahu sekarang. Alloh lah pemilik semua perasaan yang bisa kita rasakan di hati kita. Entah itu bahagia, sedih, luka, cinta, dst.
 Jadi, benarkah "Bahagia itu kita yang bikin, bukan mereka"? Ya, bisa saja benar. Tapi, hakekatnya Alloh lah yang membuat kita merasakan perasaan itu di hati kita.
Sejatinya, Alloh lah yang memberi kita kesempatan untuk merasakan perasaan itu di hati kita.


Kita ambil contoh.
Kita punya segala hal yang secara lahiriah bisa membuat kita bahagia. Seperti kita punya harta berkecukupan, pekerjaan yang mapan, keluarga yang sempurna, teman-teman yang baik hati, dll. Tapi, jika Alloh tidak mengizinkan kita merasakan kebahagiaan itu, maka terjadilah kita tidak merasa bahagia sama sekali. Sangat mungkin bukan? Ya. Begitupun sebaliknya.

Jadi, janganlah sombong kalau kita bisa menciptakan kebahagiaan sendiri.
Alloh lah, yang bisa membuat kita bahagia atau tidak, sedih atau tidak, cinta atau tidak, dst. Kita hanya bisa mengendalikan semua perasaan yang diberikan Alloh itu dengan tetap memohon bimbingan dan petunjukNya. Cara terbaik yang bisa kita lakukan adalah bersyukur atas semua perasaan yang Alloh titipkan pada kita, apapun itu. Itu adalah pertanda kita masih diberikan kehidupan. Insyalloh, semua akan terasa nikmat.

Ya seperti itulah akhir catatan ini.
Catatan (yang mungkin saja tak bermakna) ini dibuat bukan ingin menasehati orang lain, tak lebih hanya sebagai pengingat diri sendiri. Karena yang menulis ini sama sekali tidak lebih baik dari yang membacanya.

* Singaparna - Tiara Purnamasari - May 2nd, 2013 - 03:52 p.m. *

Mohon maaf lahir batin.
Terima kasih untuk saling mengingatkan.
Sampai jumpa di lain kesempatan.

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Subhanallah,,,, Makasih mbak,, tulisannya bagus,,,
    Blognya juga bagus simple tapi kerenn...

    in-oud.blogspot.com

    BalasHapus
  4. terima kasih sudah berkenan berkunjung dan membaca :)
    semoga bermanfaat. salam :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel Love Sparks in Korea Karya Asma Nadia

Kenapa (Saya) Tak Menulis?

Carilah Sahabat dan Berbuat Baiklah Padanya!