Kepada Kamu, yang Namanya Tak Boleh Disebut
Tasikmalaya, 22 Januari 2013 Kepada kamu –yang namanya tak boleh disebut Barangkali pernah ada kata “kita” untuk beberapa saat yang lalu. Aku dan kamu, berdua meniti rasa yang mungkin terlalu dangkal kupahami kala itu. Kupikir segala tentang “kita” benar adanya. Namun ternyata, aku terjebak dalam dusta yang menjelma di balik balutan asmara. Tentunya kau masih ingat bukan apa yang pernah terjadi pada “kita”? Ah, kau tenang saja. Aku tak bermaksud mengeja kembali satu per satu khilaf yang pernah kau mainkan untukku. Tidak sama sekali. Aku hanya perlu menuliskan apa yang berlesakkan dalam benakku untukmu. Tak apa, bukan? Oh ya, sakit itu sudah berlalu sekarang, meski aroma luka itu masih dapat kucium dengan jelas. Bahkan, kenangan tentangmu pun masih selalu berkelebat di balik ranting basah usai hujan datang. Hm, aku tak akan mengelak jika bayanganmu memang masih dapat kutemui saat senja menghilang berganti pekat di pekarangan. Bukan karena aku tak mampu move on sepert