Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2012

Who Comes and Never Goes

This is the same night I have ever passed before. I’m lonely, without a friend or a boyfriend. I just stay at home. Play with my notebook, hand phone or radio. Nothing else, and nothing special. Actually, I just need a friend. Not for doing many thing, but just for accompanying me. Just it. “Huh, it sounds grieving!” I thought.             I start opening my notebook, turn it on. Waiting for a minute.             Just a moment, my notebook has been active. I turn on the winamp, use the headset, and enjoy some songs of Western. I choose Broken , the song of Amy Lee feat Seeter. It reminds me of two special persons in my life. Hufff. Broken… I want to yell that I’m broken……!!!             Then I check my e-mail. Nothing. Something that I’m waiting for there is no. I check my facebook. Still same. I feel disappointed. “Where’s my best friend?!!” I want to cry.             Suddenly, my phone that I put beside my notebook is ringing. There is a SMS. I read.             “Go

Februari, Dia dan Surat Cinta Itu

Semilir angin di bulan Februari memang terasa berbeda. Sejuknya membawa aroma tersendiri yang begitu khas dengan kesan cinta. Mengapa? Tentu saja karena hari valentine. Walau aku adalah salah satu orang yang cukup tak suka dengan hari itu, tapi tubuh, hati dan pikiranku bisa merasakan dengan jelas semilir angin di musim cinta ini. Februari memang indah. Menambahkan kesan romantis bagi mereka yang sedang berkasih mesra, bagi mereka yang tengah kasmaran. Namun bagiku, Februari memiliki kesan tersendiri. Karena semilir angin di bulan Februari itu selalu membuatku teringat pada kenangan cinta pertamaku di masa SMA dulu. Dalam ritmenya yang mengalun indah, kenangan itu masih dapat dengan jelas kurasakan. Hingga saat ini. Meski hampir tiga tahun masa SMAku telah berlalu. Dan di bulan Februari kali ini, aku masih teringatkan lagi padanya. Pada dia yang dulu membombardir hatiku habis-habisan. Selalu begitu. Semilir angin kali ini pun membawa dia menghampiriku lagi, meski raganya telah la

Ana Cinta Bunda Karena Allah

Sore ini terasa begitu melelahkan. Di tengah hiruk pikuknya kota Jakarta di sore hari, seorang wanita berusia 38 tahun nampak sedang berjalan menuju rumah kecilnya di pinggiran kota. Ia baru saja pulang kerja, mencari nafkah untuk menghidupi dirinya dan ketiga anaknya.             “Assalamualaikum..” ucap wanita itu sambil membuka pintu rumahnya. Nampak seorang gadis kecil di dalam rumah itu sedang menunggu dirinya.             “Waalaikum salam.. Bunda udah pulang?” jawab gadis kecil itu sambil menghampiri Bundanya. Gadis itu bernama Ana Zannatunnisa. Dia anak kedua dari Bunda Nur, wanita berusia 38 tahun itu. “oh iya Bunda, di sekolah ada lomba membuat dan membaca puisi antar sekolah. Ana mau...” Belum sempat Ana melanjutkan ceritanya, ia langsung menghentikannya karena melihat Bundanya yang nampak kelelahan sedang merebahkan dirinya di sofa. Ana lalu ke dapur, mengambilkan teh hangat untuk Bundanya. Ana memang anak yang baik. Berbeda dengan kakak dan adiknya. Meskipun baru