Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013
Download Cerpen English - Who Comes and Never Goes

TENTANG KEBAHAGIAAN

"Bahagia itu kita yang bikin, bukan mereka." Duh, tidak tahu kenapa diri ini selalu tergelitik ingin berkomentar setiap mendengar kalimat itu diujarkan, baik secara langsung ataupun tidak, sejak dulu hingga kini. Maaf, maaf sekali bagi yang pernah berujar, pernah menuliskan, bahkan menjadikan kalimat tersebut sebagai tagline pribadi. Tak ada maksud apa-apa selain hanya ingin berbagi. Sungguh. Ma ri kita mulai. Benarkah kita bisa membuat diri kita bahagia? Ya, sangat mungkin. Lalu, benarkah bukan mereka (orang lain di luar diri kita) yang bisa membuat kita bahagia? Bisa jadi. Oke. Pertanyaannya kita ubah sedikit, tapi masih mengacu pada kalimat tadi. Benarkah kita tidak bisa membuat diri kita tidak bahagia (sebut saja; sedih)? Saya rasa tidak. Lalu, benarkah mereka (orang lain di luar diri kita) yang bisa membuat kita bahagia? Tentu mungkin. Dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita bisa ambil satu kesimpulan bahwa siapapun bisa membuat kita ba

Karyaku.. 4 tahun lalu.. Di sebuah majalah remaja.. :)

Gambar

Ternyata Cinta Tak Seperti yang Kutahu

          Namaku Larasati. Aku lebih sering dipanggil Laras. Aku tidak tahu alasan krusial orangtuaku menamai demikian. Namanya cantik dan semoga pemiliknya secantik namanya. Begitu kata ibu. Entahlah. Tapi -entah kebetulan atau tidak- aku memang seorang anak perempuan yang cantik sejak kecil hingga dewasa nanti. Aku berkulit putih. Hidungku mancung. Mataku bulat dan berwarna biru tak seperti orang Indonesia kebanyakan. Bibirku indah. Aku punya gigi kelinci yang membuatku terlihat lebih lucu. Rambutku keriting dan berwarna pirang. Sungguh perpaduan yang indah kata orang. Dan ini adalah penggalan kisah hidupku. ***            Namaku Laras. Usiaku 12 tahun. Namun aku lebih banyak memahami hal-hal yang seharusnya belum bisa dimengerti anak-anak seusiaku. Kelak saat aku jadi wanita dewasa, aku tak mau menikah. Pernikahan mesti melibatkan cinta dua arah. Tanpa itu, pernikahan pasti hancur. Lihat saja pernikahan orangtuaku. Hancur berantakan. Ibu mati-matian mencintai ayah. Se

Only Hope

Ini bukan hanya tentang cinta, tapi harapan yang berpilin sebagai doa di langit-Nya. ---------------------------             “Terima kasih Ya Alloh karena masih memberiku kesempatan melihat sang bintang harapan di tiap pagiku. Dan untukmu penjajah hatiku, selamat pagi.”             Begitu biasa Dinara memulai harinya di tiap pagi sebelum beraktifitas. Dua kalimat di awal rutinitas harinya itu telah menjadi suatu hal yang hampir tak pernah dia lupakan semenjak lima tahun terakhir. Seperti itu pula dengan hari ini.             Baginya, tiap hari terasa indah. Penuh dengan harapan dan optimisme. Kenapa? Karena ada dia. Karena ada cinta di hatinya. Gana, sang penjajah hatinya. Lelaki itu telah menjadi pangeran dalam hatinya selama hampir lima tahun ini. Sosoknya seperti telah begitu menyatu dalam jiwanya hingga dia tak bisa lagi berpaling pada lelaki lain. Bagi Dinara, Gana adalah seorang lelaki yang luar biasa. Gana adalah instrumen terpenting dalam hidupnya.