Surat untuk Jodohku

Assalamu’alaikum wr. wb.
Hallo, apa kabar? Perkenalkan, aku Tiara Purnamasari. Usiaku 23 tahun sekarang. Emm.. kurasa hal-hal lainnya bisa kau tanyakan kemudian.

Ini hal konyol bukan? Ya, aku sendiri tidak tahu kenapa aku harus menulis surat kepadamu. Tapi, aku terinspirasi dari satu catatan yang kubaca di internet. Seorang lelaki menulis surat untuk jodohnya. Dan aku tertarik untuk melakukan hal yang sama.

Hei, sedang apa kau sekarang? Dimana kau saat ini? Bagaimana hidupmu selama ini? Apa kau sedang mencariku sekarang? Ah, paling tidak apa kau sedang memikirkan aku saat ini?

Tunggu, aku ingin tertawa. Bagaimana mungkin aku menulis surat ini pada seseorang yang benar-benar masih rahasia? Iya, karena aku tidak tahu sama sekali siapa yang akan menjadi jodohku. Mungkin saja aku mengenalmu, atau barangkali kita pernah bertemu. Tapi, mungkin juga kita sama sekali tak mengenal satu sama lain.

Hemm..apa kau pernah berpacaran? Mencintai seorang wanita barangkali? Ah, pertanyaan yang aneh. Tentu saja kau akan menjawab pernah, atau mungkin sering. Apa? Kau bertanya bagaimana aku bisa tahu? Tentu saja aku tahu. Bukankah jodoh adalah gambaran dari diri kita sendiri? Iya, untuk itu sebelumnya aku minta maaf padamu. Dan aku juga akan dan harus memaafkanmu. Kenapa aku minta maaf? Kau bertanya kenapa aku minta maaf? Tentu saja karena kau bukanlah satu-satunya lelaki yang pernah hadir dalam hidupku. Jadi, maafkan aku karena itu. Maaf.

Kau tahu? Aku pernah menyukai beberapa pria. Ya, itu terjadi sejak aku tahu arti suka terhadap lawan jenis hingga sekarang. Tak hanya itu, aku pernah mempunyai cinta yang begitu dalam untuk dua orang pria, cinta pertamaku dan dia yang sekarang menjadi kekasihku. Apa mungkin kau adalah salah satu dari mereka? Entahlah. Aku yakin, kau juga sama sepertiku. Kau pasti pernah menyukai beberapa wanita, pernah mempunyai cinta yang dalam untuk satu atau dua wanita dan pernah menjalin hubungan dengan beberapa dari mereka. Apa kau juga berpikir bahwa aku adalah salah satu dari mereka? Ya, mungkin saja.

Oh iya, bagaimana hubunganmu dengan wanita-wanita yang pernah hadir dalam hidupmu itu? Ah, demi Tuhan, aku pasti cemburu jika mendengar cerita-ceritamu itu. Iya, karena akupun sama di sini. Banyak hal yang terjadi dengan kisah cintaku sampai saat ini. Tak bisa kubayangkan bagaimana perasaanmu jika mendengar semua itu. Kau pasti akan sangat cemburu, sama sepertiku. Jika saja aku bisa kembali ke masa laluku, aku tentu akan memilih untuk menjaga hatiku hanya untukmu seorang. Tapi, apa boleh buat. Maafkan aku.

Namun di luar semua itu, satu hal yang pasti adalah kita telah digariskan untuk bersama di satu waktu. Saling mencinta dalam ridhoNya. Menjalani kehidupan bersama. Melewati fase-fase kehidupan serta pahit manis berumah tangga. Kuharap kau adalah nahkoda yang bijak untukku dan teladan yang baik untukku dan anak-anak kita. Aku pun berharap kau bisa menjadi seseorang yang mampu meluruskanku dengan penuh kelembutan, karena seorang istri tak ayal adalah tulang yang bengkok. Jadi, kau harus hati-hati meluruskannya. Kuharap pula kau akan sabar menghadapi aku dengan segala kekurangan dan kelebihanku.

Kau tenang saja, aku pun akan berusaha menjadi madu untukmu, menjadi kemudi yang patuh padamu. Akupun akan berusaha sabar untuk menghadapimu dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Sungguh. Aku sedang berusaha memperbaiki diriku untuk jadi lebih baik di sini, saat ini. Tentu saja aku melakukannya. Karena apa? Karena semakin baik dirimu, semakin baik pula jodohmu. Insyalloh.

*Tuesday..April 16th, 2013 – 02:22 p.m.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel Love Sparks in Korea Karya Asma Nadia

Kenapa (Saya) Tak Menulis?

Carilah Sahabat dan Berbuat Baiklah Padanya!